Kesadaran yang dimaksud disini adalah
kesadaran dari perspektif kedokteran. Tingkat kesadaran adalah ukuran
keterjagaan seseorang dan responsivitasnya pada rangsangan lingkungan.
Tingkat kesadaran yang separuh tertekan dapat
digolongkan sebagai letargi, seseorang dalam kondisi ini dapat sadar dengan
mudah. Orang tertumpul berada pada tingkat kesadaran yang lebih tertekan dan
tidak dapat disadarkan sepenuhnya. Orang yang tidak dapat disadarkan dari kondisi
mirip tidur disebut mengalami stupor. Koma adalah ketidakmampuan membuat respon
apapun yang bertujuan. Jika anda datang ke rumah sakit, anda mungkin melihat
sebuah formulir bertuliskan skala koma Glasgow, ini adalah tanda tingkat
kesadaran yang umum digunakan.
Skala dan
istilah untuk mengklasifikasikan tingkat-tingkat kesadaran berbeda, namun
secara umum, hilangnya respon pada rangsangan menunjukkan perbedaan tingkat
kesadaran:
Tingkat
kesadaran
|
||
Tingkat
|
Rangkuman
|
Deskripsi
|
Normal
|
Penilaian
melibatkan pemeriksaan orientasi: orang yang mampu segera dan spontan
menyatakan nama, lokasi, dan tanggal atau waktu dikatakan terorientasi dengan
diri, ruang, dan waktu, atau terorientasi X3. Tahap tidur normal dimana
seseorang mudah sadar juga dipandang sebagai tingkat kesadaran normal.
“Pengawanan kesadaran” adalah istilah untuk perubahan ringan kesadaran dalam
hal perhatian dan keterjagaan.
|
|
Tidak terorientasi;
berpikir dan merespon tidak baik
|
Orang yang tidak
merespon dengan cepat informasi mengenai nama, lokasi, dan waktunya dipandang
“tumpul” atau “bingung”. Orang yang kebingungan dapat limbung, tidak
terorientasi, dan memiliki kesulitan mengikuti perintah. Orang ini dapat
berpikir lamban dan kemungkinan kehilangan ingatan tentang waktu. Hal ini dapat
disebabkan oleh kurang tidur, gizi kurang, alergi, polusi lingkungan, obat
(resep atau bukan), dan infeksi.
|
|
Tidak terorientasi;
tidak tenang, halusinasi, kadang delusi
|
Beberapa skala
memiliki “mengigau” dibawah level ini, dimana seseorang dapat tidak tenang
atau gelisah dan menunjukkan penurunan perhatian.
|
|
mengantuk
|
Orang yang
mengantung menunjukkan kantuk berlebihan dan merespon rangsangan hanya dengan
gumaman yang tidak koheren atau gerakan yang tidak terorganisir.
|
|
Keterjagaan yang
menurun; respon psikomotor melambat
|
Dalam kondisi
tumpul, seseorang memiliki minat yang menurun pada lingkungannya, respon yang
melambat, dan mengantuk.
|
|
Keadaan mirip tidur
(bukan tidak sadar); sedikit/tidak ada aktivitas spontan
|
Orang dengan
tingkat kesadaran lebih rendah, stupor, hanya merespon dengan meringis atau
menarik diri dari rangsang menyakitkan.
|
|
Tidak dapat
disadarkan; tidak ada respon pada rangsangan
|
Orang yang koma
tidak membuat respon pada rangsangan, tidak memiliki reflex kornea atau
muntahan, dan mereka tidak memiliki respon pupil pada cahaya.
|
Referensi
1. Kandel ER, Jessell, Thomas M.;
Schwartz, James H. (2000). Principles of neural science. New York:
McGraw-Hill.
2. Kruse MJ (1986). Nursing the Neurological and Neurotrauma Patient.
Totowa, N.J: Rowman & Allanheld. pp. 57–58.
3. Porth C (2007). Essentials of Pahtophysiology: Concepts of Altered Health
States. Hagerstown, MD: Lippincott Williams & Wilkins.
pp. 835.
4. Tindall SC (1990). “Level of consciousness”. In Walker HK, Hall
WD, Hurst JW. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory
Examinations. Butterworth Publishers. Retrieved 2008-07-04.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar