KABUL - Lima orang prajurit Amerika Serikat (AS) dianggap terlibat langsung dalam insiden pembakaran Alquran di pangkalan militer Bagram, Afghanistan. Namun desakan untuk mereka diadili secara massal, terus terdengar.
Pendukung dari kelompok Tanzeem Islami melakukan aksi protes menentang aksi pembakaran kita suci itu. Protes yang dilakukan Karachi, Pakistan menuntut agar para pelaku pembakaran Alquran dihukum di depan publik.
"Rakyat Afghanistan tidak akan pernah menerima pengadilan lima prajurit AS yang terlibat pembakaran Alquran. Kemarahan bisa mereka bila tidak dilakukan hukuman didepan publik," ucap seorang tokoh ulama Afghanistan Qazi Nazir Ahmad Hanafi seperti dikutip Reuters, Minggu (4/3/2012).
"Para petinggi militer yang memerintahkan pembakaran tersebut harus dihakimi dan diberikan. Kejahatan ini dilakukan di Afghanistan, jadi hukuman yang mereka terima harus berdasarkan aturan Afghanistan," lanjutnya.
Lebih lanjut Hanafi menambahkan bahwa pengadilan militer ataupun hukuman apapun dari militer AS, tidak dapat diterima. "Bila permintaan ini diabaikan, maka badai kemarahan akan menghancurkan (prajurit) Amerika," imbuh Hanafi.
Lewat sebuah penyelidikan bersama antara militer AS dan pejabat Pemerintahan Presidne Hamid Karzai telah menetapkan lima orang prajurit AS terlibat insiden yang memicu terjadinya protes.
Pihak Afghanistan mendesak agar pelaksanaan hukuman terhadap pelaku pembakaran itu harus segera dilakukan.
"Menunda pengadilan dan hukuman (dari pelaku pembakaran) akan memicu terjadi ketidakstabilan. Sudah 400 cetak Alquran dibakar. Kami menginginkan hukuman secepatnya diterapkan kepada pelaku, hingga hati rakyat yang terluka oleh ulah AS dapat disembuhkan," tutur anggota parlemen yang menyelidiki masalah ini Mullah Tarakhil.
Presiden Barack Obama sebelumnya sudah menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada Presiden Karzai dan rakyat Afghanistan. Sementara kelompok militan Taliban mendesak agar rakyat Afghanistan menyerang dan membunuh pasukan asing, sebagai aksi balas dendam pembakaran Alquran.
Sejak kasus ini merebak, sekira 25 orang warga Afghanistan dilaporkan tewas dalam aksi protes menentang ulah pasukan AS. Sementara empat pasukan AS juga turut tewas selama protes berlangsung.
sumber: http://international.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar